Puan Maharani Ketua DPR RI menyosialisasikan pencegahan menikah dini kepada remaja di Bali. Hal ini sebagai salah satu upaya mengatasi stunting atau gagal tumbuh anak di Indonesia.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) ini digelar di Desa Adat Pecatu, Kuta Selaran, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (30/8/2022).
Puan hadir didampingi Charles Honoris Wakil Ketua Komisi IX DPR, I Gusti Ayu Bintang Darmawati Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), dan Hasto Wardoyo Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN).
Kehadiran Puan dalam acara Sosialisasi pencegahan stunting dari Hulu melalui Festival Genre (Generasi Berencana) disambut hangat peserta yang kebanyakan adalah siswa SMA. Di lokasi acara pun juga digelar kegiatan vaksinasi bagi para lansia.
Disambut I Nyoman Giri Prasta Bupati Badung Bupati Badung, Puan sekaligus membuka Festival Genre. Terdapat juga penyerahan anugerah kepada Duta Genre Desa yang dimenangkan oleh 4 orang pemuda yakni Arnoldus David Candin, Luh Gede Yuniasti Widhiasih Jorareis, Ni Nyoman Nadia Ayu Paramita, dan I Komang Putra Adnyana.
“Tugas Duta Genre memangnya apa?” tanya Puan.
Para Duta Genre menjawab mereka melalukan sosialisasi kepada pemuda agar tidak melakukan pernikahan dini, tidak berhubungan seksual di usia muda maupun seks bebas, dan tidak menggunakan narkotika. Duta Genre juga memberi sosialisasi kepada pemuda/pemudi calon orangtua untuk mempersiapkan fisik dan mental sebelum menikah agar anak-anaknya kelak bertumbuh dengan baik.
“Ini yang paling penting dilakukan, khususnya untuk anak muda. Karena kalian punya rencana hidup, harus diperhatikan harus siap lahir dan batin. Mental juga harus siap. Dan ini berkaitan dengan pencegahan stunting. Perempuan juga harus diapkan diri agar anaknya sehat,” ujarnya.
Dia menegaskan pentingnya 1.000 hari pertama pertumbuhan anak. Puan lantas memanggil salah satu Duta Genre untuk menjelaskan pentingnya sosialisasi kepada kalangan muda agar penuh persiapan sebelum menikah.
“Apa yang harus dilakukan anak-anak muda?” ucapnya.
Luh Gede Yuniasti Widhiasih Jorareis yang biasa disapa Jora mengungkap, salah satu program mereka adalah memberi sosialisasi di tingkat-tingkat desa kepada remaja. Mereka juga memiliki program diskusi bersama pasangan calon pengantin.
“Sosialisasi apa itu stunting agar para calon orangtua dapat memahami dan melakukan pencegahan,” ungkap Jora.
Sementara itu Hasto Wardoyo Kepala BKKBN mengungkapkan penting sekali anak muda mengetahui informasi pencegahan stunting. Sebab kelompok muda saat ini yang akan melahirkan anak-anak generasi penerus bangsa.
“Adik-adik yang bisa mencegah stunting. Saatnya yang muda yang berencana. Dan Badung itu menjadi daerah yang stuntingnya terendah di Indonesia. Rata-rata nasional 24 persen untuk stunting, di sini hanya 8 persen. Maka kami berterima kasih kepada Bapak Bupati dan Bapak Gubernur karena Bali sudah memberi contoh di tingkat nasional,” papar Hasto.(faz/ipg)